Resume
Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan
“Pherenialisme”
NAMA : DINDA MARZUKI
Perenialisme berasal dan kata perenial yang
diartikan sebagai continuing througbout
the whole year atau lasting for a very long time (abadi atau kekal dan dapat berarti pula tiada
akhir. Esensi kepercayaan filsafat perenialisme adalah berpegang pada
nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat abadi. Aliran ini mengambil analogi
realita sosial budaya manusia, seperti realita sepohon bunga yang terus menerus
mekar dari musim ke musim, datang dan pergi, berubah warna secara tetap
sepanjang masa, dengan gejala yang terus ada dan sama. Jika gejala dari musim
ke musim itu dihubungkan satu dengan yang lainnya seolah-olah merupakan benang
dengan corak warna yang khas, dan terus menerus sama.
Perenialisme memandang bahwa
kepercayaan-kepercayaan aksiomatis zaman kuno dan abad pertengahan perlu
dijadikan dasar penyusunan konsep filsafat dan pendidikan zaman sekarang. Jadi
sikap untuk kembali kemasa Iampau itu merupakan konsep bagi perenialisme di
mana pendidikan yang ada sekarang ini perlu kembali kemasa lampau dengan berdasarkan
keyakinan bahwa kepercayaan itu berguna bagi abad sekarang ini.
Perenialisme mempunyai ciri-ciri tertentu.
Adapun ciri-ciri itu adalah (Sadullah Uyoh,2004:
23) :
a. Perenialisme berakar pada tradisi filosofis
klasik yang dikembangkan oleh plato, Aristoteles dan Santo Thomas Aquines.
b. Sasaran pendidikan ialah kemampuan menguasai
prinsip kenyataan, kebenaran dan nilai-nilai abadi dalam arti tak terikat oleh
ruang dan waktu.
c. Nilai bersifat tak berubah dan universal.
d. Bersifat regresif (mundur) dengan memulihkan
kekacauan saat ini melalui nilai zaman pertengahan (renaissance).
Aliran-aliran yang ada dalam perenialisme
a. Perenialisme sekular yang berpegang
kepada ide dan cita-cita filosofis Plato dan Aristoteles, yaitu tentang sejauh
mana seseorang dapat menelusuri jalan pemikiran manusia itu sendiri.
b. Perenialisme theologis sebagai
pengayoman supremasi gereja Katholik, khususnya menurut ajaran dan interpretasi
Thomas Aquinas di abad ke-13.
Menurut Redja
Mudyahardjo (2002:167-168) pandangan perenialisme tentang penerapan pendidikan
antara lain mencakup:
a. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan adalah membantu anak untuk
menyingkap dan menanamkan kebenaran-kebenaran hakiki. Oleh karena itu
kebenaran-kebenaran tersebut universal dan konstan, maka kebenaran-kebenaran
tersebut hendaknya menjadi tujuan-tujuan pendidikan yang murni.
Kebenaran-kebenaran hakiki dapat dicapai dengan sebaik-baiknya melalui: a)
latihan intelektual secara cermat untuk melatih pikiran dan b) latihan karakter
sebagai suatu cara mengembangkan manusia spiritual.
b. Metode pendidikan
Latihan metal dalam bentuk diskusi, analisa
buku melalui pembacaan buku-buku yang tergolong karya besar.
c. Kurikulum
Kurikulum berpusat pada mata pelajaran dan
cenderung menitikberatkan pada: sastra, matematika, bahasa, dan humaniora,
termasuk sejarah.
d. Pelajar
Pelajar adalah makhluk rasional yang dibimbing
oleh prinsip-prinsip pertama, kebenaran abadi, dan pikiran mengangkat dunia
biologis.
e. Pengajar/Guru
Guru mempunyai peranan dominan dalam
penyelenggaran kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru hendaknya adalah orang
yang ahli bertugas membimbing diskusiyang akan memudahkan siswa menyimpulkan
kebenaran-kebenaran yang tepat dan wataknya tanpa cela. Guru dipandang sebagai
orang yang mempunyai otoritas dalam suatu bidang pengetahuan dan keahliannya
tidak diragukan.
Komentar
Posting Komentar