Nama : MIFTAHUL JANNAH ARSYAD
NIM : 1614042017
ALIRAN PHERENIALISME
Ketika mendengar Perenialisme, maka akan terbesit dalam pikiran kita bahwa aliran filsafat yang satu ini identik dengan kata kekal dan abadi atau bahkan tiada akhir. Karena esensi kepercayaan filsafat perenialisme adalah berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat abadi dengan mengambil analogi realita sosial budaya manusia, seperti realita sepohon bunga yang terus menerus mekar dari musim ke musim, datang dan pergi, berubah warna secara tetap sepanjang masa, dengan gejala yang terus ada dan sama. Filsafat pendidikan Perenialisme juga mengemukakan bahwa situasi dunia saat ini penuh dengan kekacauan dan ketidakpastian dan ketidak teraturan terutama dalam tatanan kehidupan moral, intelektual dan sosiokultural, untuk memperbaiki keadaan ini dengan kembali kepada nilai nilai atau prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kuat pada zaman dulu abad pertengahan (Perealisme membicarakan tentang nilai kebenaran,nilai ini sudah ada pada setiap budaya yang ada pada masyarakat).
A. Hakikat Pendidikan Menurut Aliran Perenialisme
Aliran ini berpendapat bahwa pendidikan merupakan jalan kembali, atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan masa lampau yang dianggap sebagai kebudayaan ideal.
Teori dasar dalam pandangan perenialisme ini, yaitu:
Mental disiplin sebagai teori dasar
Menurut Perenialisme, latihan dan pembinaan berpikir adalah salah satu kewajiban tertinggi dalam belajar, atau keutamaan dalam proses belajar.
Leraning to Reason (belajar untuk berpikir)
Perenialisme tetap percaya dengan asas pembentukan kebiasaan dalam permulaan pendidikan anak. Kecakapan membaca, menulis, dan berhitung merupakan landasan dasar.
Belajar sebagai persiapan hidup
Belajar untuk berpikir berarti pula guna memenuhi fungsi practical philosophy baik etika, sosial politik, ilmu dan seni.
Learning through teaching
Fungsi guru menurut esensialisme adalah guru sebagai perantara antara bahan dengan anak yang melakukan proses penyerapan.
Aliran ini terdiri atas :
Kurikulum Sekolah Menengah
Prinsip kurikulum pendidikan dasar, bahwa pendidikan sebagai persiapan, berlaku pula bagi pendidikan menengah. Perenialisme membedakan kurikulum pendidikan menengah antara program, “general education” dan pendidikan kejuruan, yang terbuka bagi anak 12-20 tahun.
Pendidikan Tinggi dan Adult Education
Program “general education” dipersiapkan untuk pendidikan tinggi dan adult education. Pendidikan tinggi sebagai lanjutan pendidikan menengah dengan program general education yang telah selesai disiapkan, bagi umur 21 tahun
Kurikulum Pendidikan Orang Dewasa
Tujuan pendidikan orang dewasa ialah meningkatkan pengetahuan yang telah dimilikinya dalam pendidikan lama sebelum itu, menetralisir pengaruh – pengaruh jelek yang ada. Nilai utama pendidikan orang dewasa secara filosofis ialah mengembangkan sikap bijaksana, guna merenorganisasi pendidikan anak – anaknya, dan membina kebudayaannya.
Ontologi Perenialsime:
1). Asas Teleologi
Perenialisme dalam bidang ontologi berasas pada teleologi yakni memandang bahwa realita sebagai subtansi selalu cenderung bergerak atau berkembang dari potensialitas menuju aktualitas (teleologi).
2). Individual thing, essence, accident and substance
Perenialisme membedakan suatu realita dalam aspek-aspek perwujudannya.
3). Asas supernatul
Paham perenialisme memandang bahwa tujuan akhir atau supremend dari substansi dunia adalah supernatul, bahkan ia Tuhan sendiri. Namun Tuhan sebagai sprit murni, sebagai aktualisasi murni hanya dapat dipahami melalui iaman (faith).
Epistemologi Perenialisme:
Dalam bidang epistemologi, perenialisme berpendapat bahwa segala sesuatu yang dapat diketahui dan merupakan kenyataan adalah apa yang terlindung pada kepercayaan. filsafat dengan metode deduktif bersifat anological analysis, kebenaran yang dihasilkannya bersifat self evidence universal, hakiki dan berjalan dengan hukum-hukum berpikir sendiri yang berpangkal pada hukum pertama, bahwa kesimpulannya bersifat mutlak asasi.
3. Aksiologi Perenialisme:
Dalam bidang aksiologi, perenialisme memandang masalah nilai berdasarkan prinsip-prisinsip supernatural, yakni menerima universal yang abadi. manusia sebagai subjek telah memiliki potensi-potensi kebaikan sesuai dengan kodratnya, di samping itu ada pula kecenderungan-kecenderungan dan dorongan-dorongan kearah yang tidak baik.
Komentar
Posting Komentar