NAMA : MUH. WAHYUDI JASMAN
KELAS : PENDIDIKAN BIOLOGI A
NIM : 1614041003
MATERI : ALIRAN ESENSIALISME
-Tahukah kita ?-
Secara etimologi, esensialisme berasal dari bahasa Inggris yakni “Essential” yang berarti inti atau pokok dari sesuatu dan “Isme” berarti aliran, mazhab atau paham.
Esensialisme dikenal sebagai gerakan pendidikan dan juga sebagai aliran filsafat pendidikan. Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme muncul dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan Progresivisme, perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh dengan fleksibilitas, dimana terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan. Esensialisme tergolong Tradisionalisme karena harus beregenerasi satu sama lain.
Idealisme dan Realisme adalah aliran-aliran filsafat yang membentuk corak Esensialisme, sebagaimana yang dipaparkan oleh Brameld “bahwa esensialisme ialah aliran yang lahir dari perkawinan dua aliran dalam filsafat yakni idealism dan realism”.
-Implikasi Pendidikannya Seperti Apa?-
Bagi penganut Essensialisme pendidikan merupakan upaya untuk memelihara kebudayaan. Mereka percaya bahwa pendidikan harus didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia, sebab kebudayaan tersebut telah teruji dalam segala zaman, kondisi dan sejarah. Bertujuan untuk membiasakan siswa hidup dalam masyarakat masa kini. Sekolah yang baik adalah sekolah yang berpusat pada masyarakat, “society centered school” ,
Bagi Pendidik. Pandangan kaum Esensialis, guru seharusnya berperan aktif dalam pembelajaran. Ia sebagai penanggung jawab, pengatur ruangan, penyalur (transmiser) pengetahuan yang baik, penentu materi, metode, evaluasi dan bertanggung jawab terhadap seluruh wilayah pembelajaran.
Pendidik juga berperan sebagai mediator atau “jembatan” antara dunia masyarakat atau orang dewasa dengan dunia anak, dengan demikian inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru, bukan pada peserta didik. Untuk menciptakan siswa yang mempunyai sikap dan perasaan solidaritas sosial dan ikut berperan dalam mewujudkan kesejahteraan umum.
Bagi anak didik. Belajar berarti menerima dan mengenal dengan sungguh-sungguh nilai-nilai sosial oleh angkatan baru yang timbul untuk ditambah dan dikurangi dan diteruskan kepada angkatan berikutnya. Esensialisme merupakan suatu filsafat yang menghendaki pendidikan bersendikan nilai-nilai yang tinggi dan menduduki posisi substansial dalam kebudayaan. Oleh karena itu, peserta didik perlu di latih agar memiliki kemampuan observasi yang tinggi untuk menyerap ide-ide atau nilai-nilai yang berasal dari luar dirinya
Kurikulum direncanakan dan diorganisasi oleh orang dewasa atau guru sebagai wakil masyarakat, society centered. Kurikulum society-centered menyatakan bahwa peranan sosial maupun interaksi sosial harus merupakan penentu utama dalam kurikulum. Hal ini sesuai dengan dasar filsafat Idealisme dan Realisme yang menyatakan bahwa masyarakat dan alam (Realisme) atau masyarakat dan yang absolut (Idealisme) mempunyai peranan menentukan seperti apakah seharusnya individu (peserta didik) hidup. Kurikulum berisi ilmu pengetahuan, “agama”, dan seni, yang dipandang esensial.
Komentar
Posting Komentar