Nama : Suhardi Aldi
Nim : 1614042011
ALIRAN
FILSAFAT PENDIDIKAN
PERENIALISME
Perenialisme
memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan
ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual dan sosio
kultual. Oleh karena itu perlu ada usaha untuk mengamankan ketidakberesan
tersebut, yaitu dengan jalan menggunakan kembali nilai-nilai atau
prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kukuh, kuat dan
teruji. Beberapa tokoh pendukung gagasan ini adalah: Robert Maynard Hutchins
dan Mortimer Adler.
Berhubung
dengan itu dinilai sebagai zaman yang membutuhkan usaha untuk mengamankan
lapangan moral, intelektual dan lingkungan sosial kultural yang lain.
Perenialisme mengambil jalan regresif, yakni kembali kepada prinsip umum yang
telah menjadi dasar tingkah laku dan perbuatan zaman Kuno dan Abad Pertengahan.
Yakni kepercayaan-kepercayaan aksiomatis mengenai pengetahuan, realita dan
nilai dari zaman-zaman tersebut.
- Pandangan Perenialisme tentang belajar
Tuntutan tertinggi dalam belajar menurut Perenialisme,
adalah latihan dan disiplin mental. Maka, teori dan praktik pendidikan haruslah
mengarah kepada tuntunan tersebut. Teori dasar dalam belajar menurut
Perenialisme terutama:
1.
Mental disiplin sebagai teori dasar
Menurut Perenialisme sependapat latihan dan pembinaan
berpikir adalah salah satu kewajiban tertinggi dalam belajar, atau keutamaan
dalam proses belajar. Karena program pada umumnya dipusatkan kepada pembinaan
kemampuan berpikir.
2.
Rasionalitas dan Asas Kemerdekaan
Asas berpikir dan kemerdekaan harus menjadi tujuan utama
pendidikan, otoritas berpikir harus disempurnakan sesempurna mungkin. Dan makna
kemerdekaan pendidikan hendaknya membantu manusia untuk dirinya sendiri yang
membedakannya dari makhluk yang lain. Fungsi belajar harus diabdikan bagi tujuan
itu, yaitu aktualisasi diri manusia sebagai makhluk rasional yang bersifat
merdeka.
3.
Leraning to Reason (belajar untuk
berpikir)
Bagaimana tugas berat ini dapat dilaksanakan, yakni belajar
supaya mampu berpikir. Perenialisme tetap percaya dengan asas pembentukan
kebiasaan dalam permulaan pendidikan anak. Kecakapan membaca, menulis, dan
berhitung merupakan landasan dasar. Dan berdasarkan pentahapan itu, maka
learning to reason menjadi tujuan pokok pendidikan sekolah menengah dan
pendidikan tinggi.
4.
Belajar sebagai persiapan hidup
Belajar untuk mampu berpikir bukanlah semata–mata tujuan
kebajikan moral dan kebajikan intelektual dalam rangka aktualitas sebagai
filosofis. Belajar untuk berpikir berarti pula guna memenuhi fungsi practical
philosophy baik etika, sosial politik, ilmu dan seni.
5.
Learning through teaching
Fungsi guru menurut Perenialisme berbeda dengan
esensialisme. Menurut esensialisme guru sebagai perantara antara bahan dengan
anak yang melakukan proses penyerapan. Dalam pandangan Perenialisme, tugas guru
bukanlah perantara antara dunia dengan jiwa anak, melainkan guru juga sebagai
murid yang mengalami proses belajar sementara mengajar. Guru mengembangkan
potensi – potensi self discovery, dan ia melakukan otoritas moral atas
murid – muridnya, karena ia seorang profesional yang memiliki kualifikasi dan superior
dibandingkan dengan murid – muridnya. Guru harus mempunyai aktualitas yang
lebih.
2. Pandangan Perenialisme mengenai pendidikan
Filsafat pendidikan Perenialisme mempunyai empat prinsip
dalam pembelajaran secara umum yang mesti dimiliki manusia, yaitu:
1.
Kebenaran bersifat universal dan
tidak tergantung pada tempat, waktu, dan orang
2.
Pendidikan yang baik melibatkan
pencarian pemahaman atas kebenaran
3.
Kebenaran dapat ditemukan dalam
karya – karya agung
4.
Pendidikan adalah kegiatan liberal
untuk mengembangkan nalar.
Komentar
Posting Komentar