Nama : Reni Anjarwati
NIM : 1614042025
Kelas : Pendidikan Biologi A
“Aliran Esensialisme Filsafat pendidikan”
Secara
etimologi , esensialisme berasal dari bahasa inggris yaitu “Essential” yang
berarti inti atau pokok dari suatu “isme”
yang berarti aliran, mazhab atau paham. Esensialisme merupakan pendidikan yang
didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban
manusia. Esensial muncul kembali dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan
progresivsme. Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak
pada pendidikan penuh dengan flksibilitas, dinama terbuka untuk perubahan,
toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. Menurut
Esensialisme, yang esensial harus diwariskan kepada generasi muda agar dapat
bertahan dari waktu-ke waktu (tergolong) tradisionalisme.
A.
Prinsip prinsip
filosofis
1.
Hakikat manusia
Pandangan ontologis
esensialisme merupakan suatu konsep bahwa dunia dan realita ini dikuasai oleh
tata tertentu yang mengatur dunia beserta isinya. Hal ini berarti bahwa
bagaimanapun bentuk, sifat, kehendak dan cita-cita serta perbuatan manusia
harus disesuaikan dengan tata tersebut.
2.
Hakikat Realitas
a.
Realisme yang
mendukung esensialisme disebut realisme objektif karena mempunyai pandangan
yang sistematis mengenai alam serta tempat manusia didalamnya.
b.
Idealisme objektif
mempunyai pandangan kosmos yang lebih optimis dibandingkan realisme objektif.
Yang dimaksud dengan ini bahwa, pandangan-pandangannya bersifat menyeluruh yang
boleh dikatakan melputi segala sesuatu.
3.
Hakikat Pengetahuan
a.
Epistemologi
Idealisme, pandangan mengenai pengetahuan bersendikan pada pengertian bahwa
manusai adalah makhluk yang adanya merupakan refleksi dari tuhandan yang timbul
dari hubungan antara makrokosmos dan mikrokosmos.
b.
Epistemologi
Realisme, sumber pengetahuan menurut realisme adalah dunia luar subyek,
pengetahuan diperoleh melalui pengalaman diri, atau pengamatan.
4.
Hakikat Nilai
(Aksiologi)
a.
Aksiologi
Idealisme, nilai diturunkan dari realitan absolut yang merupakan hal nyata yang
benar-benar ada yang bersifat mutlak.
b.
Aksiologi Realisme,
para filsuf realisme percaya bahwa standar nilai tingkah laku manusia di atur
oleh hukum alam, dan pada taraf yang lebih rendah diatur melalui konvensi atau
kebiasaan, adat istiadat di dalam masyarakat (Edward J. Power, 1982).
B.
Implikasi
Pendidikan
Bagi penganut Essensialisme,
pendidikan merupakan upaya unuk memelihara kebudayaan. Mereka percaya bahwa
pendidikan harus didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada.
Tujuan pendidikan yaitu mengijinkan terbukanya realita berdasarkan susunan yang
tidak terelakan (pasti) bersendikan kesatuan spiritual (William T. Harris,
1835-1909). Pendidikan bertujuan untuk mentransmisikan kebudayaan untuk
menjamin solidaritas sosial dan kesejahteraan umum (E. J. Power, 1982).
Konsep dasar
pendidikan esensialisme adalah bagaimana menyusun dan menerapkan
program-program esensialis di sekolah-sekolah. Tujuan utama dari
program-program tersebut diantaranya :
1.
sekolah-sekolah
esensialisme melatih dan mendidik subjek didik untuk berkomunikasi dengan
logis.
2.
Sekolah-sekolah
mengajarkan dan melatih anak-anak secara aktif tentang nilai-nilai
kedisiplinan, kerja keras dan rasa hormat kepada pihak yang berwenang atau
prang yang memiliki otoritas.
3.
Sekolah-sekolah
memprogramkan pendidikan yang bersifat praktis dan memberi anak-anak pengajaran
yang mempersiapkannya untuk hidup.
Implementasinya :
-
Pendidik (guru),
guru berperan aktif dalam pembelajaran. Ia sebagai penanggung jawab dan juga
berperan sebagai mediator atau jembatan anatara dunia masyarakat dewasa dengan
dunia anak, dengan demikian inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru,
bukan pada peserta didik (G. Kneller, 1971).
-
Peserta didik
(siswa), perananya ialah belajar, bukan untuk mengatur pelajaran. Belajar
berarti menerima dan mengenal dengan sungguh-sungguh nilai-nilai sosial oleh
angkatan baru yang timbul untuk ditambahkan dan dikurangi dan diteruskan kepada
angkatan berikutnya (Imam Barnadid, 1984).
-
Kurikulum, direncanakan
dan diorganisasi oleh orang dewasa atau guru sebagai wakil masyarakat, society
centered yang menyatakan bahwa pesanan sosial maupun interaksi interakski soal interaksi sosial harus
merupakan penentu utama dalam kurikulum.
-
Metode,
esensialisme meyarankan agar sekolah-sekolah mempertahankan metode-metode
tradisional yang berhubungan dengan disiplin mental, berupa metode ceramah yang
memberikan perubahan perilaku kepada mahasiswa yang muncul dari pengalaman
guru.
Komentar
Posting Komentar