NAMA :
Nurhikmah S
NIM : 1614042005
KELAS :
Pendidikan Biologi A
“
Pendekatan Filsafat dalam Pendidikan “
Pada
dasarnya, manusia itu banyak tahu, tapi ia tidak memahami apa yang diketahuinya
itu. Sehingga seringkali apa yang dia
lakukan melenceng dari apa yang diketahuinya.
Pendidikan
harus dibangun berlandaskan agama karena akar dari pohon keilmuan adalah agama
dan diatasnya adalah fisafat. Agama dan filsalsafat adalah kebenaran. Namun
filsafat dan agama berbeda. Filsafat bersifat relatif dan merupakan hasil
pemikiran. Agama sifatnya mutlak dan bukan merupakan kesepakatan karena semua
itu sudah diatur oleh Allah SWT. Perintah Allah yang apabila dilakukan, maka
akan mendatangkan kebaikan. Adapun yang dilarang oleh Allah apabila dikerjakan
akan mendatangkan mudharat. Berbeda dengan agama, kebenaran dalam filsafat
adalah kesepakatan. Filsafat itu tidak berbicara tentang fakta, tetapi
menggiring manusia untuk menjadi lebih bijak.
Pendidikan beriringan dengan proses
hidup kehidupan manusia. Pendidikan adalah
usaha sadar dari manusia yang lebih dewasa dalam membimbing agar menjadi manusia
seutuhnya. Dalam menjalani kehidupannya,
manusia harus menyesuaikan diri dengan lingkungan, karena lingkunganlah yang
akan membentuknya.
Konsep
Filsafat Pendidikan :
1. Pengetahuan
dimulai dari rasa ingin tahu, kepastian dimulai dari rasa ragu-ragu. Sedangkan
filsafat dimulai dari keduanya.
2. Filsafat
didorong untuk mengetahui apa yang telah ditahu dan apa yang tidak ditahu.
3. Berfilsafat
berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui dalam
kemestaan yang seakan tak terbatas.
4. Bersilsafat
berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa
jauh kebenaran yang dicari telah dijangkau.
Ada
3 pertanyaan dalam pembahasan pendekatan filsafat dalam pendidikan
1. Apakah
pendidikan itu ?
2. Apa
yang hendak dicapai ?
3. Bagaimana
cara terbaik merealisasikan tujuan itu ?
Adapun
bidang kajian dalam filsafat yaitu :
1. Ontologi : Berbicara tentang ke”apa-an”
2. Epistimologi : Berbicara tentang ke”bagaimana-an”
3. Aksologi
: Berbicara tentang ke untuk
“apa-an”
*Jangan meng’ada’kan sesuatu jika
enaknya ada pada orang lain*
Komentar
Posting Komentar